Friday, July 20, 2012

Berjalan Menembus Batas



Pasti judul buku yang satu ini nggak asing lagi bagi penggemar tulisannya A. Fuadi yang di awal tahun 2012 ini sempat menggemparkan Indonesia (hahaha, lebay dikit) karena salah satu bukunya di film kan dengan judul "Negeri 5 Menara." Nah, tulisannyapun dilanjutkan dengan "Ranah 3 Warna" kalo tidak salah, maklum lah saya belum baca buku2nya yang lain, kan belum suka baca. Hahaha...

Kembali ke lepi...


Dalam berpakaian, menurut saya, tidak terlalu muluk2. Tak banyak aturan. Asalkan tau batas saja. Bagaimanakah perasaan kita jika kita memakai pakaian yang seperti kita pakai. Tau batas! Itu kuncinya. Tapi juga banyak orang yang suka menembus batas. Kelewatan batas. Kelewatan gaya. Kelewatan dandan. Kelewatan mengikuti trendi terkini. Yaaaa, lama-lama bisa jadi keterlaluan. Hahahaha...

Kembali lagi ke lepi...

Tapi bukan itu yang mau kita bicarakan. Di buku yang baru saja saya lahap ini, sangat banyak inspirasi. Yang bisa membuat kita semakin bersyukur atas apa yang kita miliki. Dengan segala kesempurnaan fisik yang kita punya. Dengan segala kesempatan dan waktu yang Tuhan berikan pada kita, hambaNya. 

Berikut judul yang dimuat oleh A. Fuadi, DKK:





Salut sekali dengan ketegaran Shanum yang mengalami penyakit lekemia ato kanker darah. Kesemua cerita bisa menghasilkan kesyukuran yang berbeda bahkan bisa merasa iri dengan apa yang bisa mereka lakukan dengan kejamnya hidup ini. Mereka punya semangat yang membara. Punya kesabaran yang jarang bisa dilakukan banyak orang. Punya mimpi yang tinggi. Dan pastinya mereka meyakini "Man Jadda Wa Jada"


Menggapai Bintang

Menggapai bintang merupakan salah satu subjudul dari kompulan cerita inspiratif di buku "Berjalan Menembus Batas" yang baru tak baca. Disini aku berkenalan dengan Shohifah Annur yang selalu berjuang dalam menggapai bintangnya dan bintang2 yang diharapkan oleh ayahnya dan almarhumah ibunya. Sejak ayahnya ditinggal pergi ibunya, beliau selalu mengusahakan yang terbaik untuk ketiga orang anaknya. 

Shohifah Annur juga diajarkan untuk berdisiplin sejak kecil, terutama dalam hal solat 5 waktu dan belajar. Sehingga, kerja keras pun selalu menemaninya hingga mendapat prestasi yang gemilang. 

Dan akupun terpana pada bait2 yag selalu menyemangati Shohifah Annur dalam menggapai bintang2nya:

Bukanlah kesabaran jika berbatas
Bukanlah keyakinan jika masih ada kebimbangan
Sekali lagi kenapa kau  ragu terhadap perjuangan ini?
Bukanlah Allah sudah berjanji
Dia akan menguatkan kamu jika kamu bersabar
Bersabarlah dalam proses kehidupan

Ingatkah kau akan kupu-kupu yang indah
Bukankah dia lama dalam fase kepompongnya
Ingatkah engkau akan Siti Hajar
Ketegaran dia hidup sendirian di padang gersang
Katanya kau ingin sekuat Siti Hajar?

Bukankah kau telah berucap
Akan setia  dijalan ini
Mengingatkan janji perjuangan
Kenapa sekarang berputus asa?
Padahal, tinggal beberapa tangga lagi yang akan kau akhiri

Ingatkah kau?
Bahwa intan itu tercipta dengan tekanan dan suhu tinggi?
Katanya ingin segemilang intan?
Maju... Maju... Maju...
Jangan mau menyerah oleh keadaan
Atau kau akan tertindas oleh zaman

Hm... Membaca bait diatas, rasanya ingin menggunakan kesempatan yang telah diberikan dengan sebaiknya. Ingin sekali menggapai bintang2 yang sedang ada dibayanganku. Mimpi2 yang ku inginkan sejak dulu, sejak kecil. Serasa masih banyak yang harus kulakukan untuk menerangi  malam hari dengan bintang2 itu agar banyak makhluk yang isa menikmati indahnya bintangku. 

Dan aku ingin mengasah kiasu ku. Ku ingin menerapkan istilah kiasu yang kudapatkan di subjudul "The Power of Kiasu". Dibuku itu, kiasu merupakan istilah bahasa China untuk menyebut perilaku mereka yang hobi bekerja keras. Semoga dengan kiasu dan doa, aku bisa mewujudkan bintang kejora, bintang yang terinndah dari bintang2 lainnya.

Amin...

No comments:

Post a Comment