Monday, December 31, 2012

Double Spirit



Menghargai adalah kata terbaik saat kita menerima suatu karya dari orang lain. Karena apa? Tiap karya itu, dibuat dengan suatu bahkan banyak alasan. :D Sebenarnya aku agak kecewa dengan buku nan indah sampulnya ini. Eh, aku bilang begini bukan berarti aku sudah menjadi baik bahkan terbaik. Justru ini bisa menjadi pelajaran buat aku dan kalian semua yang sedang merintis dunia kepenulisan. Seperti yang sering ku ulang, kadang apa yang kita tuliskan itu hanya kita yang mengerti apa maksudnya. Tidak salah! Tidak sama sekali! Karena tiap yang kita hadapi adalah suatu pembelajaran, pelajaran baru.

Buku ini berisi kumpulan senandung kata-kata berupa puisi, pendapat, dan isi hati seorang penulis untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia dan hari perayaan nuzulul Qur’an. 17 Agustus 2011M yang lalu bertepatan dengan 17 Ramadhan 1423H, sehingga isi pada buku ini bertemakan kemerdekaan rakyat Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan kemerdekaan yang sesungguhnya dan merayakan puncaknya bulan Ramadhan bagi umat Muslim sebagai hari turunnya Al-Qur’an nan suci dan selalu terjaga hingga akhir zaman yang langsung dijaga oleh Allah SWT. :D

Allahuakbar!

Merdeka!

Mata Yola



Ditulis oleh Yoyong Amilin yang sangat suka dengan puisi. Mungkin separuh hidupnya diisi oleh puisi. Contoh nya saja dalam kumpulan puisi pendek (pupen) nya di buku yang berjudul “Mata Yola” ini. Entah aku nya yang masih cetek dalam dunia pe-puisi-an sehingga kadang sukar buat nangkep apa yang mas Yoyon nyatakan, atau mas Yoyon yang sudah terlalu hebat karyanya buat ku terjemahkan. Entahlah...

Mungkin karena terlalu singkat dan terlalu abstrak kali ya... Makanya aku tidak begitu paham apa yang disampaikan pada beberapa puisi. Tapi aku yakin, tiap orang yang membaca puisi, pasti punya makna yang berbeda dari satu orang dengan orang lain. Tak menutup kemungkinan bagi penulisnya, apa yang dituliskan, mungkin hanya dirinya sendiri yang dapat mengartikan setiap bait yang disampaikan. Jadi, ya tak apalah... Berarti puisi itu luas sekali cakupannya. :D

Hm, ada beberapa yang kurang sreg nih waktu lihat ni buku. Apa hayooo? Covernya, sodara! Kertas coverny lebih lembek daripada kertas isinya. Trus juga font judul dan isi puisi nya. Mungkin terlalu keriting, jadi susah buat dibaca. Menurutku font seperti itu sebaiknya untuk tulisan yang di “bold” atau tulisan yang besar-besar. Bukan buat bacaan, seperti buku. :D -> Apa aku dapat seperti ini karena hadiah? Dunno laaaa...

Oh ya, ada 1 puisi yang ku suka and so sweet:

00:00

Andai puisi mampu meredam gelora
Kan kubuat seluruh mlam jadi kata

Andai kata bisa merubah rasa
Kan kubakar dunia menjadi rima

Andai rima dalah kau
Biarlah aku menjadi puisi

Thursday, December 6, 2012

Kencantren



Walaupun pesantren itu tempat belajar agama, nggak sedikit juga lo yang belajar masalah percintaan. Hahaha, serius deh, semoga ini cuma ngawur aja ya? :D Nah, di buku ini menampilkan bagaimana pondok pesantren (ponpes) bisa kita pleset kan menjadi kencantren. Karena apa? Karena ini adalah pondok comblang. Ada memang beberapa santri yang ingin mencari jodohnya sewaktu mereka masih di ponpes. Ntah apa alasannya, saya juga kurang faham.

Nah, buku berjudul “Kencantren” yang di tulis oleh Dian Nafi ini menyajikan cerita-cerita seputar dunia pencomblangan yang biasanya dimintai secara langsung maupun tidak langsung oleh santri yang bersangkutan... Atau aseli di-jodoh-jodoh-in sama Kyai (pimpinan ponpes) atau Nyai (isteri Kyai)... Hanya 1 yang terbenak di pikiran saya. Emang masih ada nggak ya di ponpes yang seperti ini? Kalo di ponpes ku sendiri, tidak ada macam beginian.

Coba baca deh, bukunya tipis banget kok. Bentar aja, tamat. :D Ntar pasti banyak pelajaran tentang menikah dalam Islam, cara mencari pendamping yang baik, pandangan sebelum menginjaki mahligai rumah tangga #lebay#, dan punya perasaan yang sesuatu banget. Kalo aku sih, geli baca nya. I don’t know why...

The Not So Amazing Life of @aMrazing



The Not So Amazing Life of @aMrazing adalah kumpulan cerita dari Alexander Thian saat menjadi bos di sebuah konter handphone miliknya dengan 2 hyena (anak buah) yang *menurutku* banyak kurang ajar nya. Kenapa begitu? Nah, coba lah membaca kumcer (kumpulan cerita) nya si Alex, pasti kalian bakal tahu, bagaimana tingkah lakunya si kedua hyena tersebut.

Berbeda dengan kebanyakan cerita yang tersebar di hadapan banyak pembaca, Alex menyajikan cerita sederhananya selama menjadi penjaga konter hp. Hanya seputar ceritanya di konter hp. Makanya tak bilang sederhana. Hanya saja, tiap orang pasti punya sudut pandang nya masing-masing. Alex membuat kisah nya di konter menjadi berwarna, karena ia unik dan hebat, dalam mengambil topiknya *ini*. Jarang-jarang loh, ada yang ceritain kek ginian... Ditambah lagi sekarang lagi zaman-zaman nya gadget. Kalo kalian baca, mungkin saja ada salah satu dari kalian yang bakal diceritakan. Maksdunya, sifat kalian. Hehehe...

Bagaimana kita sering men-judge *banyak* orang dari tampang dan luar nya saja. Yah, walaupun ceritanya kocak *pake banget* sampe-sampe aku sering sak pipis dibuatnya, tapi tidak sedikit juga Alex menyampaikan pesan-pesan moril yang sering kita abaikan selama ini. Namanya juga manusia, sering lupa dan khilaf. Tapi beneran deh, siap baca ni buku, kalian bakal taubat dan minta ampun sama Tuhan karena suka menilai orang lain dari 1 sudut pandangnya saja. Apalagi biasanya manusia sangat suka menilai orang lain *hanya* dari keburukannya saja. Jarang biasanya yang bisa mengakui kelebihan orang lain. Seolah dirinya lah yang terbaik dan terhebat. Itulah yang ku pelajari dari pengalamannya Alex.

Dari ke-semua cerita. Tentang pak Bambang. Tentang judge-judge yang salah total. Tentang ibu-ibu menor. Tentang lagu-lagu terlengkap di konter Alex. Tentang keculunan konsumen. Tentang ke-gaptek-an pembeli. Tentang ke norak-an pencinta dangdut. Tentang konsumen yang hebat dan kaya. Tentang si manager gedung konter yang *uuuuh* menjijikkan. Kisah si mbak alay yang sangat tertolong dengan kehadiran Alex’s angle. Buanyak banget deh, tiap ada kocak, ada pelajaran. *uhuy* dipuji terus nih kak Alex...

Unik. Baik. Bagus. Mantap. Suka. Dedikatif. Humoris. Itu buat semua pengalaman si Alex. Josssss deh, pokoknya...

Recomended, pake banget!!!

Hidup Itu Indah


Hidup itu memang indah jika tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kadang, disaat seperti itulah kita bisa menjadi orang sederhana. Karena sederhana itu dimana bibir ini selalu bersyukur dan hati selalu berdzikir. #Asiiiik, aku jadi sok diplomatis*

Kali ini Aji Prasetyo membawa kita pada pengalaman yang berbau agamis, politik, nasionalisme, dan banyak yang lainnya melalui komik. Unik? Pasti! Karena cara ia menyampaikan gagasan dan pendapat tidak muluk-muluk dan tanpa muqoddimah terlebih dahulu. To the point, tapi tetap masih punya etik dan fakta. :D

Kadang kita sebagai hamba Tuhan, terlalu fanatik atau lebay dalam menanggapi sesuatu. Padahal kalo kita mengalaminya sendiri, pasti juga bakal kebingungan dengan argumen yang berlebihan tersebut. Lihat saja dari covernya nih buku. Ada seorang pak polisi yang sedang menyetop para pengendara motor. Mereka salah? Ofcourse! Pertama, naik motor bertiga *orang dewasa semua -> lagak ustadz lagi*. Kedua, ketiganya tidak ada yang menggunakan helm. Ketiga, mungkin mereka ngebut. Keempat, mungkin juga plat motornya sudah kadaluarsa. Bagaimana nggak diberhentiin, cobak? Aku aja, nggak polisi, kadang geram sama orang tipe beginian. Apalagi pak polisi yang jelas-jelas tahu hukumnya. Anehnya lagi, si pengendara nya nyolot dan ngawur banget -> Melanggar? Ayat yang mana? Hadits yang mana? Onde mande... Maka nya, yang dilajari jangan ayat dan hadits doang pak! Rasul aja udah bilang gitu...

Di komiknya ini, Aji sangat luwes dan enak menyampaikan bagaimana mirisnya negara kita yang yaaaaah gimana gitu... Aku suka banget bagian ini:

Belajar dari sejarah,
Dominasi bangsa asing terjadi karena kita sendirilah yang mengundang mereka untuk masuk kedalam konflik intern kita.

Sejarah membuktikan,
Bahwa pihak asing punya kepentingan sendiri. Bantuan dari mereka justru akan menciptkan masalah baru di kelak kemudian hari.

Dimasa lalu, kekayaan kita pernah diperas.

Dimasa lalu, martabat kita pernah dilecehkan.

Belajarlah dari sejarah...
Atau terpaksa mengulangnya kembali.

Hahaha, kocak, kreatif, unik, lucu, menambah wawasan, menegur diri sendiri, menegur siapapun yang merasa perlu berbenah. Termasuk para pejabat yang menempelkan foto-foto tersenyum mereka saat akan dilaksanakannya pemilihan umum. Seolah tanpa berdosa, kalau itu semua menambah sampah masyarakat. Dan masyarakat pastinya capai dengan janji-janji palsu dari mereka. Php banget sih, abisnya...

Nastaghfirullahhal’adziim...