Hidup itu memang indah
jika tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kadang, disaat seperti itulah kita
bisa menjadi orang sederhana. Karena sederhana itu dimana bibir ini selalu
bersyukur dan hati selalu berdzikir. #Asiiiik, aku jadi sok diplomatis*
Kali ini Aji Prasetyo
membawa kita pada pengalaman yang berbau agamis, politik, nasionalisme, dan
banyak yang lainnya melalui komik. Unik? Pasti! Karena cara ia menyampaikan
gagasan dan pendapat tidak muluk-muluk dan tanpa muqoddimah terlebih dahulu. To
the point, tapi tetap masih punya etik dan fakta. :D
Kadang kita sebagai hamba
Tuhan, terlalu fanatik atau lebay dalam menanggapi sesuatu. Padahal kalo kita
mengalaminya sendiri, pasti juga bakal kebingungan dengan argumen yang
berlebihan tersebut. Lihat saja dari covernya nih buku. Ada seorang pak polisi
yang sedang menyetop para pengendara motor. Mereka salah? Ofcourse! Pertama,
naik motor bertiga *orang dewasa semua -> lagak ustadz lagi*. Kedua,
ketiganya tidak ada yang menggunakan helm. Ketiga, mungkin mereka ngebut.
Keempat, mungkin juga plat motornya sudah kadaluarsa. Bagaimana nggak
diberhentiin, cobak? Aku aja, nggak polisi, kadang geram sama orang tipe
beginian. Apalagi pak polisi yang jelas-jelas tahu hukumnya. Anehnya lagi, si
pengendara nya nyolot dan ngawur banget -> Melanggar? Ayat yang mana? Hadits
yang mana? Onde mande... Maka nya, yang dilajari jangan ayat dan hadits doang
pak! Rasul aja udah bilang gitu...
Di komiknya ini, Aji
sangat luwes dan enak menyampaikan bagaimana mirisnya negara kita yang yaaaaah
gimana gitu... Aku suka banget bagian ini:
Belajar dari sejarah,
Dominasi bangsa asing
terjadi karena kita sendirilah yang mengundang mereka untuk masuk kedalam
konflik intern kita.
Sejarah membuktikan,
Bahwa pihak asing punya
kepentingan sendiri. Bantuan dari mereka justru akan menciptkan masalah baru di
kelak kemudian hari.
Dimasa lalu, kekayaan
kita pernah diperas.
Dimasa lalu, martabat
kita pernah dilecehkan.
Belajarlah dari
sejarah...
Atau terpaksa
mengulangnya kembali.
Hahaha, kocak, kreatif,
unik, lucu, menambah wawasan, menegur diri sendiri, menegur siapapun yang
merasa perlu berbenah. Termasuk para pejabat yang menempelkan foto-foto
tersenyum mereka saat akan dilaksanakannya pemilihan umum. Seolah tanpa
berdosa, kalau itu semua menambah sampah masyarakat. Dan masyarakat pastinya
capai dengan janji-janji palsu dari mereka. Php banget sih, abisnya...
Nastaghfirullahhal’adziim...
No comments:
Post a Comment