Thursday, November 8, 2012

After the Honeymoon



Jujur yak, sebenarnya aku sendiri masih kurang paham dengan konsep honeymoon itu. Tapi sepengetahuan aku, itu adalah momen dimana sepasang pengantin baru melakukan perjalanan atau pergi ke suatu tempat untuk acara mereka berdua, so whatever they will do there it's up to them at all. :D

Dan aku baru dapet sedikit penjelasan dari novel nan indah ini: Konsep bulan madu sebenanrnya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Saat itu, pengantin pria biasanya membawa pengantin wanita memisahkan diri dari keluarga. Mereka pergi ke sebuah tempat terpencil dan berada disana sambil berusaha mendapatkan anak. Sekarang, bagi pasangan yang modern, bulan madu dianggap waktu liburan yang sering digunakan untuk melepas stres setelah menyelenggarakan perta perkawinan. saat bulan madu, sepasang pengantin baru bisa relaks, saling mengenal pasangan, dan bersantai menikmati saat-saat terbaik dalam hidup mereka.

Hm, kak Ollie... Novelnya bagus banget. Banyak menguras emosi pembaca *me*. Oh Ata atu siapapun kamu wahai wanita, aku bisa sedikitnya merasakan apa yang wanita rasakan karena aku sering mendnegar kisah dan pengalaman wanita yang sudah berumah tangga itu seperti apa, so tetep semangat yak karena setiapa apa yang kalian kerjakan, pasti ada balasannya dihadapan Tuhan. :D

Pemain utama nya di novel ini ada Ata dan Barra.Tak rangkum sedikit cerita diawalnya yak...

Honeymoon
Kalo yang namanya honeymoon, memang dunia serasa milik berdua sambil bernostalgia masa dahulu yang pernah dijalani maupun yang tidak. Idk much about this. What the feeling are... Coz I am not new marriege girl yet, anw. 
masih belum percaya atau sadar kalo sudah hidup berpasangan

Back to reality!
Selain sedikit shock dengan kehidupan baru, pastinya bakal banyak perubahan yang harus terjadi. Seperti yang Ata rasakan juga ditambah dengan peralatan baru, gelar baru, suasana baru hingga bagaimana mejaga perasaan sang kekasih yang selalu berada disamping kita agar nyaman walaupun tak terbiasa melakukan hal itu sebelumnya.

Madness
Ata agak menyesal dari awal mereka tidak membuat kesepakatan tentang keuangan. awalnya ia berfikiran kalo cinta akan membuat segalanya lebih mudah, termasuk pembagian tanggung jawab urusan finansial. Sehingga Ata harus menerima nya karena gaji barra tak sebanyak isterinya dan Barra beranggapan, jika setelah menikah, uang sepasang suami dan isteri menjadi lebur dan menjadi miilik bersama. Ini lah sesuatu yang musti diluruskan. Bukan karena aku sangat pro-wanita, hanya saja yang jadi kepala keluarga tetaplah si suami. Ya nggak? Seperti tanggapan si Barra di novel ini, sedih banget sih si Ata malah di bilangin kek gitu. Padahal, jika kedua penghasilan ingin lebur dan dipakai bersama, harusnya sebelum pernikahan sudah ditetapkan seperti itu, sudah ada akad nya, bukan malah main hakim sendiri. :D

Truuuuuuus, saat melihat kembali realita pekerjaannya, ata terlihat kasihan sekali. Dengan segala macam resep yang harus ia lengkapi agar masakan yang dihasilkan nantinya enak. Yap. Pekerjaannya numpuk! :( I think she is wonder-women!

Barra merasa, pernikahan ini memang seharusnya tidak mengubah apapun. Mereka tetap individu yang sama dengan yang dulu. Dan kalau dulu Ata tak pernah keberatan saat Barra pergi keluar bersama teman-temannya, sekarang pasti juga tidak akan ada masalah -> dugem saat isteri sedang lembur di kantor. Minta ampun deh aku... Bisa-bisanya ngomong gitu. Semoga tak seperti itu lah ya pemikiran para lelaki ataupun wanita nya...

Days gone by
Selang beberapa hari pasca hari pernikahan dan haneymoon moment, hari demi hari mereka lalui. Ditambah dengan berbagai macam masalah baru dan pertengkaran kecil. Hingga saat ata merasa tak enak badan dan mengutarakan pada suaminya, suaminya malah cuek dan terlihat tak peduli *duuuuh, aku bisa merasakan apa yang qm rasakan, Ata... hiks* Lalu Ata menangis tersedu. Seperti itulah wanita-> saat pada puncak emosi dan tak bisa tertahankan lagi lalu bingung mengutarakan, kebanyakan mereka menangis. :') Mereka seperti tak berdaya dan harus sering mengalah. Terutama mengalahkan emosi mereka pada orang sekitarnya. Aku terbayang saja kalau mereka saat pacaran dulu pasti sangat mesra. Dikit-dikit tanya. Dikit-dikit perhatian. Tapi setelah menikah, barulah tampak bagaimana keegoisan mereka.

Ya, like what I've said before. I don't know how's feeling household, anw. :D

Recomended nih novel! :D

6 comments:

  1. Pertama memang selau bahagaia , feel happiness :)
    dan semakin lama semakin terasa perubahannya,dibarengi dengan gejolak permasalahan dan urusan rumah tangga. Honeymoon yang tadi begitu indah sebenarnya hanya sbg pembuka dalam kehidupan r.tangga..masalah memang pasti ada. Dan saling pengertian dan sepahaman yang bisa membuat hati tetap tenang untuk mengahdapi situasi masalah yang bagaimanapun itu:)
    Honeymoon juga bisa dilakukan gak hanya pada bermulan madu saja, bagi org tua yang ingin hubungan keluarganya selalu harmonis, bisa dibuat selingan honeymoon kedua, ketiga and more :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, betul mas. yang namanya kehidupan ya seperti itu. kayak roda yang berputar. kadang diatas kadang dibawah. kadang senang kadang sedih. kadang naik kadang turun...

      Delete
  2. Iya benar sekali kata Apri Aldi. Konsep sakinah, mawahdah, dan warrahmah itu sudah termasuk di dalamnya konsep Honey Moon. Bagi yang sudah berkeluarga, sudah punya anak anak misalnya, nah apa lagi? Tentu tinggal membina cinta dan kasih sayang suami istri setiap saat. Nah dari sinilah konsep honeymoon yang sejati menurut pendapat saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. :D yuppy kang,,, membina nya itu yang paling utama. aseeeeek

      Delete
  3. idem dengan komentar bang aldi :D

    ReplyDelete